Bentuk molekul yang sudah diprediksi dengan teori VESPR sebelumnya, didukung pula oleh teori hibridisasi. Teori hibridisasi dapat menjelaskan orbital-orbital yang tergabung (hibrida) ketika membentuk ikatan. Dengan teori hibridisasi ini pula orbital yang terpakai oleh pasangan elektron dan atom yang terikat dapat lebih diperjelas.
Sebelum membahas tentang bagaimana proses hibridisasi terjadi, maka kita perlu mengetahui beberapa contoh orbital hibrida yang mungkin terbentuk.
Hibridisasi adalah roses penggabungan beberapa orbital suatu atom membentuk orbital baru yang tingkat energinya sama.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Untuk memahami proses terbentuknyavorbital hibrida, perhatikan contoh berikut:
Namun perlu diperhatikan juga, bahwa terkadang bentuk orbital hibrida tidak selalu cocok dengan bentuk geometri molekulnya. Oleh karena itu, kita perlu melakukan penyesuaian dengan teori VESPR dengan mempertimbangkan pasangan elektron yang terlibat dalam menentukan bentuk molekil.
Sebagai contoh pada senyawa XeF2 berikut ini:
Hibridisasi XeF2 adalah sp3d (terdapat lima orbital hibrida). Jika kita sesuaikan dengan tabel orbital hibrida di atas, maka kita akan mendapatkan bahwa bentuk molekulnya trigonal bipiramida. Namun, jumlah aotm yang dimiliki XeF2 hanyalah tiga buah atom sehingga sangat tidak mungkin bentuk molekulnya tri gonal bipiramida.
Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan dengan teori VSEPR, yaitu dengan mempertimbangkan jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam menentukan bentuk molekul. Berdasarkan teori VSEPR, XeF2 memiliki tipe molekul AX2E3 (dua pasang elektron ikatan dan tiga pasang elektron bebas). Berdasarkan pertimbangan ini kita mendapatkan bahwa bentuk molekul XeF2 adalah linear, bukan trigonal bipiramida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar